LAPORAN LENGKAP
Nama : ANDI
ANUGRAH INDAH PRATIWI
Kelas/NIS : III c / 114628
Kelompok
: c.1.1
Tanggal
Mulai : 30
September 2013
Tanggal
Selesai 30 September 2013
Judul
penetapan : Penentuan
bilangan karbohidrat
Tujuan
Penetapan : Untuk mengetahui
kadar karbohidrat suatu sampel (mi instan)
Dasar
Prinsip : Prinsip kerja
kedua cara ini adalah hidrolisis pasti oleh asam menjadi gula
pereduksi. Pada penetapan cara luff dipakai pereduksi garam Cu kompleks, dimana
glukosa yang bersifat pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi
Cu+ atau CuO direduksi menjadi Cu2O yang bewarna
merah bata. Kemudian kelebihan CuO ditetapkan dengan cara iodometri. Dengan
menetapkan blanko, maka volume (ml) tio yang dibutuhkan untuk menitar kelebihan
Cu2+ dapat diketahui selisih volume tio blanko- sampel setara
dengan jumlah mg glukosa yang terdapat dalam sampel.
Reaksi
:
(C6H10O5)n
+ nH2O
nC6H12O6
C6H12O6 +
2CuO
Cu2O + C5H11O5 +
COOH
Sisa CuO + 2KI + H2SO4
CuI2 + K2SO4 +
H2O
CuI2
Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3
2NaI + Na2S4O6
Landasan
Teori
:
K A R B O H I D R A T
Karbohidrat adalah golongan senyawa organic yang terdiri atas unsure karbon,hydrogen dan oksigen. Pada umumnya karbohidrat memenuhi rumus empiric Cn(H2O)m dan itulah sebabnya golongan senyawa ini disebut karbohidrat yang berarti hidrat (karbon)/(hidrat arang). Karbohidrat adalah suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa-senyawa yang dapat terhidrolisis menghasilkan senyawa seperti itu. Satu contoh Polihidroksi Aldehid ialah Glukosa, dan contoh Keton ialah Fruktosa.
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat dibedakan atas :
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat lagi di hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
2. Oligosakarida
Oligosakarida ialah karbohidrat yang pada hidrolisis menghasilkan beberapa (2-10) molekul monosakarida. Yang terpenting dari golongan ini adalah disakarida yang dapat menghasilkan 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida
Polisakarida ialah karbohidrat yang dapat di hidrolisis membentuk banyak (>10) molekul monosakarida.
Monosakarida
Berdasarkan jenis gugus fungsinya, monosakarida dibedakan atas Aldosa dan Ketosa. Aldosa ialah monosakarida yang mengandung gugus aldehid, sedangkan Ketosa ialah monosakarida yang mengandung gugus keton. Glukisa,galaktosa,manosa dan ribose tergolong Aldosa, sedangkan fruktosa tergolong Ketosa.
Reaksi-reaksi Monosakarida :
Reaksi Oksidasi
Reaksi Mutarotasi
Reaksi Reduksi
Reaksi Pembentukan Ester.
Disakarida
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida, masing-masing menggunakan gugus OHuntuk membentuk jembatan oksigen dan membebaskan satu molekul air. Karena dalam molekul monosakarida terdapat banyak gugus OH maka pembentukan dapat terjadi menurut berbagai cara. Disakarida terpenting ialah Sukrosa(gula Tebu), maltosa(gula Malt) dan laktosa(gula Susu).
Polisakarida
Suatu sakarida yang setiap molekulnya terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida, merupakan hasil fotosintesa pada tanaman.
6CO2 + 5n.H2O (C6H10O5)n.
Dari system ikatan monosakaridanya mengakibatkan adanya polisakarida yang dapat dicerna oleh lambung, yaitu pati atau karbohidrat, dan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh lambung yaitu selulosa atau serat kasar.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan ada yang bersifat non pereduksi. Kedua sofat ini di karenakan adanya gugusan aldehid(pereduksi) dan gugusan Keton(non pereduksi). Ada 2 macam penetapan karbohidrat, yaitu :
Cara Titrasi (cara Luff)
Cara Spektrofotometri
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Karbohidrat adalah golongan senyawa organic yang terdiri atas unsure karbon,hydrogen dan oksigen. Pada umumnya karbohidrat memenuhi rumus empiric Cn(H2O)m dan itulah sebabnya golongan senyawa ini disebut karbohidrat yang berarti hidrat (karbon)/(hidrat arang). Karbohidrat adalah suatu polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton, atau senyawa-senyawa yang dapat terhidrolisis menghasilkan senyawa seperti itu. Satu contoh Polihidroksi Aldehid ialah Glukosa, dan contoh Keton ialah Fruktosa.
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT
Berdasarkan reaksi hidrolisisnya, karbohidrat dibedakan atas :
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang paling sederhana, tidak dapat lagi di hidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
2. Oligosakarida
Oligosakarida ialah karbohidrat yang pada hidrolisis menghasilkan beberapa (2-10) molekul monosakarida. Yang terpenting dari golongan ini adalah disakarida yang dapat menghasilkan 2 molekul monosakarida.
3. Polisakarida
Polisakarida ialah karbohidrat yang dapat di hidrolisis membentuk banyak (>10) molekul monosakarida.
Monosakarida
Berdasarkan jenis gugus fungsinya, monosakarida dibedakan atas Aldosa dan Ketosa. Aldosa ialah monosakarida yang mengandung gugus aldehid, sedangkan Ketosa ialah monosakarida yang mengandung gugus keton. Glukisa,galaktosa,manosa dan ribose tergolong Aldosa, sedangkan fruktosa tergolong Ketosa.
Reaksi-reaksi Monosakarida :
Reaksi Oksidasi
Reaksi Mutarotasi
Reaksi Reduksi
Reaksi Pembentukan Ester.
Disakarida
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida, masing-masing menggunakan gugus OHuntuk membentuk jembatan oksigen dan membebaskan satu molekul air. Karena dalam molekul monosakarida terdapat banyak gugus OH maka pembentukan dapat terjadi menurut berbagai cara. Disakarida terpenting ialah Sukrosa(gula Tebu), maltosa(gula Malt) dan laktosa(gula Susu).
Polisakarida
Suatu sakarida yang setiap molekulnya terdiri dari ratusan bahkan ribuan monosakarida, merupakan hasil fotosintesa pada tanaman.
6CO2 + 5n.H2O (C6H10O5)n.
Dari system ikatan monosakaridanya mengakibatkan adanya polisakarida yang dapat dicerna oleh lambung, yaitu pati atau karbohidrat, dan polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh lambung yaitu selulosa atau serat kasar.
Karbohidrat ada yang bersifat pereduksi dan ada yang bersifat non pereduksi. Kedua sofat ini di karenakan adanya gugusan aldehid(pereduksi) dan gugusan Keton(non pereduksi). Ada 2 macam penetapan karbohidrat, yaitu :
Cara Titrasi (cara Luff)
Cara Spektrofotometri
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula
pereduksi dengan metode Luff Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut
:
R-CHO + 2 Cu2+ à R-COOH + Cu2O
2 Cu2+ + 4 I- à Cu2I2 + I2
2 S2O32- + I2 à S4O62- + 2 I-
Monosakarida
akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO
akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita
akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana
proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas
dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4)
dalam larutannya yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida
berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan banyaknya oksidator (Winarno
2007). I2 bebas ini selanjutnya akan
dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks
iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam suatu
titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik
ekivalen.
Metode
Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff
Schoorl merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat
kesalahan sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran
yaitu dengan penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur
Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode
Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang
konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa
hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran
biologis Karbohidrat
Peran
dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri ,
dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil fotosintesis secara langsung.
Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof , termasuk manusia ,
benar-benar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada
proses fotosintesis , karbon dioksida diubah menjadi
karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk mensintesis materi organik
lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon
tiga yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat .menurut rozison (2009) Senyawa ini
merupakan bahan dasar senyawa-senyawa lain yang digunakan langsung oleh
organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
Peran
sebagai bahan bakar dan nutrisi
Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida,
khususnya glukosa ,
merupakan nutrien utama sel . Misalnya, pada vertebrata , glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut
menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul
tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon
monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul
organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak .
Sebagai nutrisi untuk manusia , 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori .
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia , umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu
antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras ), umbi-umbian (kentang , singkong , ubi jalar ), dan gula .
Namun
demikian, daya cerna tubuh manusia terhadap karbohidrat bermacam-macam
bergantung pada sumbernya, yaitu bervariasi antara 90%–98%. Serat menurunkan daya cerna
karbohidrat menjadi 85%.] Manusia tidak dapat mencerna selulosa sehingga serat selulosa yang
dikonsumsi manusia hanya lewat melalui saluran
pencernaan dan keluar bersama feses . Serat-serat selulosa mengikis dinding saluran
pencernaan dan merangsangnya mengeluarkan lendir yang membantu makanan melewati
saluran pencernaan dengan lancar sehingga selulosa disebut sebagai bagian
penting dalam menu makanan yang sehat. Contoh makanan yang sangat kaya akan
serat selulosa ialah buah-buahan segar, sayur-sayuran ,
dan biji-bijian .
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan
lemak.
Peran sebagai
cadangan energi
Beberapa
jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang
nantinya akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan pada tumbuhan. Tumbuhan
menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid , termasuk kloroplas . Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun
kelebihan glukosa .
Glukosa merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi
cadangan.
Sementara
itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen .
Manusia dan vertebrata lainnya menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot .
Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan glukosa ketika kebutuhan
gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis
hanya dalam waktu sehari kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi
makanan.
Peran
sebagai materi pembangun
Organisme
membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat
seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan terutama pada
tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin .
Sementara itu, kapas terbuat hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida
struktural penting lainnya ialah kitin ,
karbohidrat yang menyusun kerangka luar (eksoskeleton) arthropoda (serangga , laba-laba , crustacea , dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip
seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium karbonat . Kitin juga ditemukan pada dinding sel
berbagai jenis fungi .]
Sementara
itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida ,
disebut peptidoglikan . Dinding sel ini membentuk suatu kulit
kaku dan berpori membungkus sel yang memberi perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat
struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan
molekul lain ialah proteoglikan , glikoprotein , dan glikolipid .
Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat dan protein ,
namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein
terdiri terutama atas protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat
antarsel pada jaringan, tulang rawan , dan cairan sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan
karbohidrat dan lipid )
banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein
umumnya berupa oligosakarida dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya,
empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B,
AB, dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
-
See more at:
http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metode-luff.html#sthash.X6AbTL47.dpuf
Alat
: - Neraca Digital
- Erlenmeyer asah
250 ml
- Sendok zat
- Labu semprot
- Pipet volum 25
ml
- Gelas piala
- Gelas ukur
- Buret
- Pipet tetes
Bahan
: - Contoh ( mi instan )
- HCl 3 %
- NaOH 3,25 %
- Aquadest
- Larutan tio 0,1
N
- Indikator PP
- Luff
- KI
30%
- H2SO4 25
%
- Indicator
amilum
Cara
Kerja
:
Sampel
:
1. Ditimbang
3 gram contoh ke dalam erlenmeyer
2. Ditambahkan
25 ml HCl 3%
3. Dididihkan
1,5 jam pada pendingin tegak
4. Dimasukkan
dalam labu ukur 200 ml
5. Dinetralkan
dengan NaOH 3,25% (indicator PP)
6. Diimpitkan
hingga 250 ml
7. Disaring
Filtrate
:
1. Dipipet 10 mldalam
Erlenmeyer asah
2. Ditambahkan 25 ml luff dan
15 ml H2O
3. Dididihkan 10 menit dengan
pendingin tegak
4. Didinginkan
5. Ditambahkan KI 30% 10 ml dan
25 ml H2SO4 25%
6. Dititrasi dengan tio 0,1 N
terstandarisasi dengan indicator kanji
7. Dibandingkan terhadap
blanko.
Pengamatan
:
Volume
titrasi
sampel
: 6,40 ml
Volume
titrasi
blanko
: 44,90 ml
Bobot
sampel
: 3,0024 g = 3002,4 mg
Perhitungan
:
1. AT
= (B-Spl) ml x Ntio standar
Ntio
standar
= (44,90 –
6,4) ml x 0,1000
0,1000
= 38,5 ml
= 3,85 x 10 ml
3,85 = 7,2 + (0,85 x 2,5)
= 7,2 + (2,125)
= 9,325 x 10 mg
= 93,25 mg
2. %
karbohidrat = FP x mg glukosa
X100 %
Mg sampel
= 25 x 93,25 mg
X100 %
3002,4 mg
= 77,64 %
Kesimpulan
:
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat yang didapatkan dalam sampel (mi instan) ialah 77,64 %
Daftar Pustaka :
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kadar karbohidrat yang didapatkan dalam sampel (mi instan) ialah 77,64 %
Daftar Pustaka :