Lemak
merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat.
Lemak merupakan senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena, hexana dan hidrokarbon lainnya. Lemak
dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai polaritas yang
sama dengan pelarut.
Dalam
mengetahui kadar lemak yang terdapat di bahan pangan dapat dilakukan dengan
mengekstraksi lemak. Namun mengekstrak lemak secara murni sangat sulit
dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat
yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholipid, asam lemak bebas, pigmen
karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari
air (pelarut anhydrous) agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak
dan terhitung sebagai lemak dan keaktivan pelarut tersebut menjadi berkurang.
Sifat-sifat
dari lemak dapat diidentifikasi dengan beberapa metode Terdapat dua metode
untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan metode ekstraksi
basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip bahwa mengeluarkan
lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel yang telah kering
benar dengan menggunakan pelarut anhydrous. Keuntungan dari dari metode kering
ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal dan mempunyai
ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama,
pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang ikut terekstrak
sebagai lemak. Pada praktikum penetapan kadar lemak ini digunakan metode
ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet.
Tujuan
Praktikum penetapan
lemak kasar dan komponen lipid dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat
mengetahui kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan pangan. Metode yang
digunakan tergolong dalam metode ekstraksi kering yaitu metode Soxhlet
METODE SOXHLET
Metode
Soxhlet termasuk jenis ekstraksi menggunakan pelarut semikontinu. Ekstraksi
dengan pelarut semikontinu memenuhi ruang ekstraksi selama 5 sampai dengan 10
menit dan secara menyeluruh memenuhi sampel kemudian kembali ke tabung
pendidihan. Kandungan lemak diukur melalui berat yang hilang dari contoh atau
berat lemak yang dipindahkan. Metode ini menggunakan efek perendaman contoh dan
tidak menyebabkan penyaluran. Walaupun begiru, metode ini memerlukan waktu yang
lebih lama daripada metode kontinu.
Prinsip
Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still
pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin),
cooling water in,dan cooling water out .
Langkah-langkah
dalam metode Soxhlet adalah :
Menimbang
tabung pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun
tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam Soxhlet ;
mengeringkan tabung pendidihan yang berisi lemak yang terekstraksi pada oven
1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator lalu ditimbang.
Sampel
yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sampel
ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan
titik didih 60 sampai dengan 80°C. Selanjutnya, labu kosong diisi butir batu
didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 – 80°C sebanyak 175 ml.
Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik.
Thimbleyang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam Soxhlet. Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan.
Ketika
pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air
dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan uap pelarut
sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan
lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila
volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu.
Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses
ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai,
pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan.
Faktor
yang Memengaruhi Kadar Lemak
Faktor-faktor
yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut. Dibandingkan dengan cara
maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi
karena pada cara ini digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan
ekstrak. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda
untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada
proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi
terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil
asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak
menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif.
Crackers
Crackers
adalah jenis biskuit yang terbuat dari adonan keras melalui proses fermentasi
atau pemeraman, berbentuk pipih yang mengarah kepada rasa asin dan renyah,
serta bila dipatahkan penampang potongannya berlapis-lapis. Crackers tanpa
pemanis merupakan tipe yang paling populer yang dapat dikonsumsi sebagai
pengganti roti dan penggunaanya lebih luas sebagai makanan diet. Ciri-ciri
crackersyang baik adalah tekstur yang renyah, tidak keras apabila digigit,
tidak hancur, dan mudah mencair apabila dikunyah. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatancrackers dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan-bahan yang
berfungsi sebagai pengikat dan bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat
atau pembentuk adonan yang kuat adalah tepung terigu, air, dan garam, sedangkan
bahan-bahan yang berfungsi sebagai pelembut tekstur adalah gula, mentega, dan
leavening agent (baking powder)sebagai bahan pengembang.
Pelarut
Heksana
n-Heksana
adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal heksana tidak
berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah terbakar dan uapnya
bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada industri sebagai pelarut.
Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya digunakan untuk mengestrak minyak
sayuran dari hasil pertanian, seperti kedelai. Pelarut ini juga digunakan
sebagai agen pembersih pada percetakan, tekstil, furniture, dan industri
pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air. Kebanyakan n-heksana yang
tumpah di air akan mengapung ke permukaan dimana heksana akan menguap ke udara.